Rabu, 28 September 2016

RUMUSAN MASALAH ILMIAH



RUMUSAN MASALAH ILMIAH  
Pengertian rumusan masalah ilmiah
Pengertian rumusan masalah adalah kalimat yang digunakan untuk menyatakan secara jelas dan padat mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah didasari oleh 5W+1H (what,who,when,why dan how) dan pembatasan masalah. Suatu perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan atau dari masalah. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya membantu memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berpikir kita.

Tujuan rumusan masalah ilmiah
·        Mencari sesuatu dalam kerangka pemuasan akademis seseorang
·        Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yg baru
·        Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya
·        Memenuhi keinginan sosial\
·        Menyediakan sesuatu yang bermanfaat

Definisi perumusan masalahmenurut para ahli, diantaranya:
Menurut Pariata Westra (1981:263) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
Menurut Sutrisno Hadi (1973:3) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”.

Hal-hal  yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah ilmiah
a.       Dirumuskan secara jelas bedasarkan masalah ilmiah yang diteliti,  mudah dipahami dan dimengerti.
b.      Menggunakan kalimat tanya 5W+1H   (what,who,when,why dan how)   dengan mengajukan
alternatif tindakan yang akan dilakukan dalam menyelesaikan masalah ilmiah.
c.       Dapat diuji secara empiris bedasarkan masalah ilmiah yang ada.
d.      Menggandung deskripsi tentang fakta yang ada dan keadaan yang diinginkan
e.       Disusun dalam bahasa yang baik dan benar.
f.       Jelas melingkupi ruang lingkup masalah ilmiah yang diteliti.  
g.      Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau teknik tertentu.
Fungsi perumusan masalah
a.      Sebagai faktor pendorong  dan penyebab suatu kegiatan penelitian maslah ilmiah dapat dilakukan.
b.      Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian.
c.   Sebagai penentu  jenis data  yang relevan untuk memudahkan memecahkan masalah ilmiah yang ada.
d.  Memipermudah di dalam menentukan populasi dan sampel penelitian masalah ilmiah.

Kriteria-kriteria Perumusan Masalah
1.   Berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif yang menghubungkan dua atau lebih faktor masalah ilmiah yang berkaitan.
2.   Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah ilmiah yang ada.
3.   Perumusan masalah hendaknya dirumuskan  menanyakan data fakta aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.

Model Perumusan Masalah
Berdasarkan level of explanation suatu gejala, Loncoln dan Guba sebagaimana yang dikutip Muhadjir,[1][13] membagi model rumusan masalah secara umum dalam tiga bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif dan assosiatif.
1.   Rumusan masalah deskriptif
Merupakan suatu rumusan masalah yang digunakan peneliti untuk mengeksplorasi  masalah ilimiah yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
2.  Rumusan masalah komparatif
Merupakan rumusan masalah yang digunakan peneliti untuk membandingkan antara faktor atau hal-hal yang berkaintan dengan masalah ilmiah satu dibandingkan dengan yang lain.
3.  Rumusan masalah assosiatif
Merupakan hubungan rumusan masalah yang digunakan peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah assosiatif dibagi menjadi tiga yaitu, hubungan simetris, kausal dan reciprocal atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Selanjutnya hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau ditemukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.

 Analisis Perumusan Masalah
1.      Apakah rumusan masalah tesebut telah menghubungkan dua atau lebih faktor? Jika ya, apakah dirumuskan secara proporsional ataukah dalam bentuk diskusi atau gabungan kedua-duanya?
2.      Apakah rumusan masalah itu dipisahkan dari tujuan penelitian? Jika ya, apakah hanya terdapat rumusan masalah atau dicampuradukkan dengan memtode penelitian? Jika disatukan dengan tujuan penelitian, apakah masalah dipandang sama dengan tujuan penelitian ataukah tujuan penelitian dimaksudkan untuk memecahkan masalah? Apakah rumusan masalah yang disatukan dengan tujuan penelitian, pada “masalah penelitian” dibahas juga metode penelitianya?
3.      Apakah uraianya dalam bentuk deskriptif saja atau deskriptif disertai pertanyaan penelitian, ataukah dalam bentuk pertanyaan penelitian saja?
4.      Apakah uraian masalah dipaparkan secara khusus sehingga telah dapat memenuhi criteria “inklusi-ekslusi” ataukah masih demikian umumnya sehingga criteria itu tidak terpenuhi?
5.      Apakah kata “hipotesis kerja” dinyatakan secara eksplisit berkaitan dengan masalah penelitian? Ataukah hanya dinyatakan secara implicit?
6.      Apakah secara tegas pembatasan studi dinyatakan dengan istilah ”fokus” secara eksplist atau tidak, dan apakah fokus itu merupakan masalah?
Sumber:



1 komentar: