RUMUSAN
MASALAH ILMIAH
Pengertian
rumusan masalah ilmiah
Pengertian
rumusan masalah adalah kalimat
yang digunakan untuk menyatakan secara jelas dan padat mengenai ruang lingkup
masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah didasari oleh
5W+1H (what,who,when,why dan how) dan pembatasan masalah. Suatu
perumusan masalah yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan atau
dari masalah. Masalah yang telah dirumuskan dengan baik, tidak hanya membantu
memusatkan pikiran, sekaligus juga mengarahkan cara berpikir kita.
Tujuan
rumusan masalah ilmiah
·
Mencari sesuatu dalam kerangka pemuasan
akademis seseorang
·
Memuaskan perhatian serta keingintahuan
seseorang akan hal-hal yg baru
·
Meletakkan dasar untuk memecahkan
beberapa penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian
selanjutnya
·
Memenuhi keinginan sosial\
·
Menyediakan sesuatu yang bermanfaat
Definisi
perumusan masalahmenurut para ahli, diantaranya:
Menurut
Pariata Westra (1981:263) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang
berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai
tujuan itu hingga berhasil.”
Menurut
Sutrisno Hadi (1973:3) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan
kenapa dan kenapa”.
Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam perumusan
masalah ilmiah
a.
Dirumuskan secara jelas bedasarkan masalah ilmiah yang diteliti, mudah dipahami dan dimengerti.
b.
Menggunakan kalimat tanya 5W+1H
(what,who,when,why
dan how) dengan
mengajukan
alternatif tindakan yang akan dilakukan
dalam menyelesaikan masalah ilmiah.
c.
Dapat diuji secara empiris bedasarkan masalah ilmiah yang ada.
d.
Menggandung deskripsi tentang fakta yang ada dan keadaan yang diinginkan
e.
Disusun dalam bahasa yang baik dan benar.
f.
Jelas melingkupi ruang lingkup masalah ilmiah yang diteliti.
g.
Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau teknik tertentu.
Fungsi
perumusan masalah
a.
Sebagai faktor pendorong dan penyebab suatu
kegiatan penelitian maslah ilmiah dapat dilakukan.
b.
Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian.
c.
Sebagai penentu jenis data yang relevan untuk memudahkan memecahkan
masalah ilmiah yang ada.
d. Memipermudah
di dalam menentukan populasi dan sampel penelitian masalah ilmiah.
Kriteria-kriteria
Perumusan Masalah
1. Berwujud kalimat tanya atau yang bersifat
kalimat interogatif yang menghubungkan dua atau lebih faktor masalah ilmiah
yang berkaitan.
2. Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori
yang digunakan untuk memecahkan masalah ilmiah yang ada.
3. Perumusan masalah
hendaknya dirumuskan menanyakan data
fakta aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan
pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi
kehidupan manusia.
Model
Perumusan Masalah
Berdasarkan level of explanation suatu
gejala, Loncoln dan Guba sebagaimana yang dikutip Muhadjir,[1][13]
membagi model rumusan masalah secara umum dalam tiga bentuk rumusan masalah,
yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif dan assosiatif.
1. Rumusan
masalah deskriptif
Merupakan
suatu rumusan masalah yang digunakan peneliti untuk mengeksplorasi masalah ilimiah yang akan diteliti secara
menyeluruh, luas dan mendalam.
2. Rumusan
masalah komparatif
Merupakan
rumusan masalah yang digunakan peneliti untuk membandingkan antara faktor atau
hal-hal yang berkaintan dengan masalah ilmiah satu dibandingkan dengan yang
lain.
3. Rumusan
masalah assosiatif
Merupakan
hubungan rumusan masalah yang digunakan peneliti untuk mengkonstruksi hubungan
antara situasi sosial atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah
assosiatif dibagi menjadi tiga yaitu, hubungan simetris, kausal dan reciprocal
atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Selanjutnya hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam
penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau ditemukan adalah hubungan yang
bersifat reciprocal atau interaktif.
Analisis Perumusan Masalah
1. Apakah rumusan
masalah tesebut telah menghubungkan dua atau lebih faktor? Jika ya, apakah
dirumuskan secara proporsional ataukah dalam bentuk diskusi atau gabungan
kedua-duanya?
2. Apakah rumusan
masalah itu dipisahkan dari tujuan penelitian? Jika ya, apakah hanya terdapat
rumusan masalah atau dicampuradukkan dengan memtode penelitian? Jika disatukan
dengan tujuan penelitian, apakah masalah dipandang sama dengan tujuan
penelitian ataukah tujuan penelitian dimaksudkan untuk memecahkan masalah?
Apakah rumusan masalah yang disatukan dengan tujuan penelitian, pada “masalah
penelitian” dibahas juga metode penelitianya?
3. Apakah uraianya dalam
bentuk deskriptif saja atau deskriptif disertai pertanyaan penelitian, ataukah
dalam bentuk pertanyaan penelitian saja?
4. Apakah uraian masalah
dipaparkan secara khusus sehingga telah dapat memenuhi criteria
“inklusi-ekslusi” ataukah masih demikian umumnya sehingga criteria itu tidak
terpenuhi?
5. Apakah kata
“hipotesis kerja” dinyatakan secara eksplisit berkaitan dengan masalah
penelitian? Ataukah hanya dinyatakan secara implicit?
6. Apakah secara tegas
pembatasan studi dinyatakan dengan istilah ”fokus” secara eksplist atau tidak,
dan apakah fokus itu merupakan masalah?
Sumber:
terimakasih artikelnya sangat menarik.mantap bener .
BalasHapus