TUGAS
ILMU SOSIAL DASAR
“Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”
Disusun
Oleh:
NAMA : YASHINTA
STEVANIE IBON
KELAS : 2ID13
JURUSAN
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidup
bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan
menghubungkan antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan
dengan kepentingan yang berbeda pula. Jika individu berhasil memenuhi
kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan
menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya. Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada
kondisi tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal.
Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui
pertentangan-pertentangan.
Rasa aman para anggota suatu golongan masyarakat juga
kepentingan yang dijaga oleh para anggotanya, namun prasangka dan hal-hal kecil
sering menjadi masalah yang cukup untuk memulai sebuah konflik. Seperti yang di
lansir http://daerah.sindonews.com. Bentrokan terjadi di Jalan
Abepantai-Tanah Hitam, Distrik Abepura Kota Jayapura, Jayapura, Minggu
(3/1/2016) pukul 16.00 WIT. Bentrokan terjadi dipicu salah seorang yang berasal
dari pegunungan berencana menuju Abepantai dari arah Tanah Hitam bersenggolan
dengan salah satu motor yang dikendarai oleh sopir rental di dekat pangkalan
ojek RT 4 Tanah Hitam. Adu mulut terjadi
dan pelaku yang berasal dari pegunungan itu langsung memukul. Melihat
adanya pemukulan yang dilakukan pelaku, masyarakat yang berada di pangkalan
ojek geram dan melakukan pembelaan dan mengeroyok pelaku. Pelaku pulang ke
Abepantai dan memanggil masyarakat pegunungan untuk menyerang pangkalan ojek
tersebut dengan membawa alat tajam seperti jubi, panah, parang, dan batu untuk
melakukan aksi balasan. Apakah hal ini terkait dengan diskriminasi akibat
prasangka, diskriminatif, ethnosentris dan perbedaan kepentingan. Hal
ini akan saya analisis dalam bab 3 pada makalah yang berjudul “Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada
karya tulis ilmiah yang berjudul “Pertentangan
Sosial dan Integrasi Masyarakat” terdapat 6 pokok rumusan, yaitu:
1. Apa
yang dimaksud dengan perbedaan kepentingan?
2. Apa
yang dimaksud dengan diskriminasi dan ethosentris?
3. Apa
yang dimaksud dengan pertentangan dan dan ketegangan dalam masyarakat?
4. Apa
yang disebut dengan golongan-golongan yang berbeda dan maksud dari integrasi
sosial?
5. Apa
yang dimaksud dengan integrasi nasional?
6. Bagaimana
analisis mengenai kasus
bentrokan yang terjadi di Jalan Abepantai-Tanah Hitam?
1.2
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang terdapat pada karya tulis
ilmiah yang berjudul “Pertentangan
Sosial dan Integrasi Masyarakat” hanya
pada kendala waktu dan referensi yang akan digunakan untuk pembuatan karya
tulis ilmiah terutama apabila mengambil referensi dari internet dan harus mengacu ke SAP yang
telah dibuat oleh pihak kampus Gunadharma.
1.3
Tujuan Penulisan Karya Tulis
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial dasar.
2. Untuk
mengetahui definisi perbedaan
kepentingan.
3.
Untuk mengetahui definisi diskriminasi dan ethosentris.
4.
Untuk mengetahui definisi pertentangan dan dan ketegangan dalam
masyarakat.
5.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan golongan-golongan yang berbeda dan maksud dari integrasi sosial.
6.
Untuk menjelaskan analisis saya mengenai
kasus bentrokan yang terjadi di Jalan
Abepantai-Tanah Hitam.
BAB II
Teori
2.1
Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari
timbulnya tingkah laku dari individu dan bersifat esensial bagi kelangsungan
kehidupan. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi
kepentingannya. Individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama
persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya. Dengan itu,
maka akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:
1.Kepentingan
individu untuk memperoleh kasih sayang.
2.Kepentingan
individu untuk memperoleh harga diri.
3.Kepentingan
individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4.Kepentingan
individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
5.Kepentingan
individu untuk dibutuhkan orang lain.
6.Kepentingan
individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelomponya.
7.Kepentingan
individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8.Kepentingan
individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan
terjadinya konflik atau biasa juga disebut pertentangan-pertentangan sosial
yang diawali prasangka-prasangka negatif yang mengakibatkan diskriminasi.
Ethnosentrisme juga mengakibatkan sebua konflik yang nyata. Namun belum jelas
benar ciri-ciri kepribadian mana yang membuat seseorang udah berprasangka. Sementara pendapat menyebutkan bahwa orang
yang berintelekgensi tinggi lebih sukar berprasangka. Tetapi dalam faktanya mereka
yang tergolong dalam jajaran keum cendikiawan, pemimpin dan negarawan juga bisa
berprasangka.
2.2 Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme
1. Prasangka dan diskriminasi
Prasangka
(prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa
sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Prasangka
juga bisa di artikan sifat negative terhadap sesuatu Bahasa arab
menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang lagi
bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan
baik terhadap sesuatu. diskriminatif merupakan wujud tindakan yang relaistis
dari prasangka yang ada.
Sebab-sebab
timbulnya Prasangka dan Diskriminatif:
1.
Latar belakang sejarah.
2.
Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
3.
Bersumber dari faktor kepribadian
4.
Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama.
Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi
dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan,
dan usaha peningkatan pendapatan bagi yang masih di bawah garis kemiskinan.
Perluasan kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita
sadari. Juga perubahan dan instropeksi dari diri sendiri apakah prasangka itu
benar atau hanya prasangka khayalan per-individu saja.
2. Ethnosentrisme
Yaitu anggapan suatu bangsa/ras yang cenderung menganggap
kebudayaan mereka sebagai suatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat
alam dan beranggapan bahwa bangsa/ras lain kurang baik dimata mereka.
Ethnosentrisme merupakan gejala sosial yang universal.
2.3 Pertentangan-pertentangan
sosial/ketegangan dalam masyarakat.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan
dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya
kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling
kecil yaitu individu, sampai kepaa lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
Mengandung
tiga taraf :
1. Pada taraf yang terdapat didalam
diri seseorang.
Konflik menunjuk kepada
adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang
antagonistic didalam diri seseorang
2. Pada taraf yang terdapat pada suatu
kelompok
Konflik ditimbulkan
dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada
para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma,
motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3. Pada taraf yang terdapat pada suatu
masyarakat.
Konflik juga bersumber pada
perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an
norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai,
tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup
dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang
aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun
cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1.
Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik
yang diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami
membentuk kelompok kami sendiri
2.
Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan
terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3.
Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan
menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.
Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok
minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk
melakukan kegiatan bersama.
5.
Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik
berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6.
Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan,
dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan
yang memuaskan bagi semua pihak.
2.4 Golongan-golongan Yang Berbeda
dan Integrasi Sosial
a.
Masyarakat Majemuk dan National Indonesia terdiri dari :
Masyarakat
Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai
suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang
berwujudkan Negara Indonesia. Aspek-aspek dari kemasyarakatan :
1.Suku
bangsa dan kebudayaannya.
2.
Agama
3.
Bahasa
4.
Nasional Indonesia.
b.
Integritas
Variabel-variabel
yang dapat menghamabat dalam integritas adalah :
1.
Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
2.
Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi.
3.
Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
4.
Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan
1. Integrasi Sosial
Integrasi
Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam
masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi
perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma.
2.5 Integrasi Nasional
merupakan
masalah yang dialami semua negara didunia, yang berbeda adalah bentuk
permasalahan yang dihadapinya.
1.
Di bawah ini beberapa permasalahan integrasi nasional :
- Perbedaan Ideologi
- Kondisi masyarakat yang majemuk
- Masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh
- Pertumbuhan partai politik
2.
Upaya Pendekatan
- Mempertebal keyakinan seluruh warga negara terhadap ideologi nasional
- Membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis.
- Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
- Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis pribumi.
BAB III
Analisis
3.1 Analisis terhadap kasus
Bedasarkan teori dan realita yang
terjadi kasus bentrokan
yang terjadi di Jalan Abepantai-Tanah Hitam, Distrik Abepura Kota Jayapura,
Jayapura, Minggu (3/1/2016) pukul 16.00 WIT karna adanya rasa ethnosentris yang
mempengaruhi satu sama lain baik dari warga pegunungan dan warga
sekitar tanah hitam, selain itu faktor
dari individu yang mudah emosi pun mempengaruhi. Namun hal ini seharusnya tidak
perlu dtiru dan dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia karna sebagai
bangsa indonesia kita tidak boleh menggunakan rasa ethnosentrisme untuk memulai
konflik karna semua di mata hukum adalah sama.
REFRENSI:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar