Jumat, 29 Januari 2016

Karya tulis ilmiah “Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan” bab 9



TUGAS ILMU SOSIAL DASAR


Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan


                                                



Disusun Oleh:

NAMA       :        YASHINTA STEVANIE IBON
KELAS      :        2ID13






JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan selalu menjadi perdebatan dan agenda penting bagi pemerintah di seluruh dunia, terutama ilmu pengetahuan. Adanya perubahan ekonomi, sosial dan politik selalu berkaitan dengan masalah-masalah Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan.    
Perang, keadaan ekonomi, kurangnya lapangan pekerjaan adalah contoh kecil faktor yang mendorong ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan berkembang lebih cepat/lambat di suatu negara. Di Indonesia kemiskinan paling dominan meghambat seseorang untuk memperoleh pendidikan yang layak, meskipun pendidikan wajib 9 tahun sudah serentakkan di Indonesia.
Di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, putra-putri indonesia tetap berjuang memperoleh pendidikan yang baik. Salah satunya Ricky Elson,  disebut sebagai salah satu putra terbaik Indonesia dengan reputasi dunia. Di Jepang, prestasi Ricky sebagai pengembang mobil listrik, sangat dihargai. Ia menduduki jabatan penting, sebagai kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan Teknologi Permanen Magnet Motor dan Generator NIDEC Coorporation, Kyoto, Jepang. Kini, Malaysia pun siap memberi tawaran menggiurkan namun di Indonesia karyanya belum juga di hargai ijin yang tak kunjung datang membuat Ricky Elson mematenkan karyanya di Jepang. Adakkah terkaitannya dengan ilmu pengetahuan yang belum merata  atau belum majunya teknologi Indonesia dibandingkan Jepang, atau kemiskinan yang membelenggu Indonesia dengan kasus ini? Hal ini akan saya analisis di bab 3 pada makalah Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan” ini.


  
1.2  Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada karya tulis ilmiah yang berjudul “Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan” terdapat 5  pokok rumusan, yaitu:  
1.      Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan?
2.     Apa yang dimaksud dengan teknologi?
3.     Apa yang dimaksud keterkaitan ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai?
4.     Apa yang disebut dengan kemiskinan?
5.     Bagaimana analisis mengenai kasus Ricky Elson pengembang mobil listrik yang kurang di hargai di Indonesia?

1.2     Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang terdapat pada karya tulis ilmiah yang berjudul “Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan  hanya pada kendala waktu dan referensi yang akan digunakan untuk pembuatan karya tulis ilmiah terutama apabila mengambil referensi  dari internet dan harus mengacu ke SAP yang telah dibuat oleh pihak kampus Gunadharma.

1.3     Tujuan Penulisan Karya Tulis
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial dasar.
2.      Untuk mengetahui definisi ilmu pengetahuan .
3.      Untuk mengetahui definisi teknologi.
4.      Untuk mengetahui keterkaitan ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai.
5.      Untuk mengetahui definisi kemiskinan.
6.      Untuk menjelaskan analisis saya mengenai kasus Ricky Elson pengembang mobil listrik yang kurang di hargai di Indonesia.



BAB II
Teori
2.1 Ilmu Pengetahuan
Pengertian pengetahuan menurut Aristoteles  merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat meransang budi. Menurut Decaryes ilmu pengetahuan merupakan serba budi. Banyaknya teori dan pendapat tenteang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu definisi ilmu pengetahuan akan mengalami kesulitan. Sebab, membuat suatu definisi ilmu pengetahuan mengalami keseragaman pendapat dan hanya akan terperangkap dalam tautologis (pengulangan tanpa membuat kejelasan) dan pleonasme atau mubazir saja.
Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berfikir analitis, sintesis, induktif, dan deduktif. Yang terakhir adalah pengujian kesimpulan.

4 hal sikap yang ilmiah dalam ilmu pengetahuan adalah:
a.       Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif.
b.      Selektif artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
c.       Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan budi yang dipergunakan untuk mencapai ilmu.
d.      Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.

2.2 Teknologi
Teknologi sebagai suatu seni yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi. Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis , tetapi secara luas juga meliputi teknologi sosial, terutama teknologi sosial pembangunan sehingga teknologi itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan insani.

Fenomena teknik pada masyarakat menurut Sastrapratedja (1980), memiliki ciri sebagai berikut:
a.       Rasionalitas artinya tidakan spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncankan dengan perhitungan rasional.
b.      Artifisialitas artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
c.       Otomatisme artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis.
d.      Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
e.       Monisme artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
f.       Universalisme artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
g.      Otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

Teknologi tepat guna sering tidak berdaya menghadapi teknologi Barat, yang sering masuk ditunggangi oleh segelintir orang atau kelompok yang bermodal besar. Ciri-ciri teknologi Barat tersebut adalah:
a.       Serba intensif dalam segala hal seperi modal, organisasi, tenaga kerja dan lain-lain sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada buruh.
b.      Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat keergantungan.
c.       Kosmologi teknologi Barat adalah menggangap dirinya sebaai pusat yang feriferi, waktu berkaitan dengan kemajuan secara linier, memahami realitas secara terpisah dan berpandangan manusia sebagai tuan atau mengambil jarak jauh.


2.3  Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Nilai
Kaitan ilmu dan teknologi dengan nilai atau moral, berasal dari ekses penerapan ilmu dan teknologi sendiri. Dalam hal ini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan:

1.  Golongan yang menyatakan teknologi bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun aksiologis. Golongan ini berasumsi bahwa kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai-nilai kemanusiaan lainya dikorbankan demi teknologi.
2.      Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan sedangkan dalam penggunaan dan penelitian harus berlandaskan pada asas-asas moral atau nilai-nilai.. Golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui ekses-ekses yang terjadi apabila teknologi itu disalahgunakan.

2.4 Kemiskinan
Kemiskinan dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Garis kemiskinan yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, dipengaruhi 3 hal yaitu persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan, posisi manusia dalam lingkungan sekitar dan kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.

Mereka yang hidup di garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan, dsn.
b.      Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri.
c.       Tingkat pendidikan rendah.
d.      Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
e.       Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan.

Fungsi kemiskinan:
1.      Fungsi ekonomi sebagai penyedia untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas.
2.      Fungsi sosial menimbulkan altruisme dan perasaan, sumber imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan meransang munculnya badan amal.
3.      Fungsi kultural sebagai sumber inspirasi kebijaksanaan tenokrat dan sumber  inspirasi sastrawan dan memperkaya budaya slaing mengayomi antar sesama manusia.
4.      Fungsi politik berfungsi sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing bagi kelompok lain.

BAB III
Analisis

3.1   Analisis terhadap kasus
       Bedasarkan teori dan realita yang terjadi kasus Ricky Elson pengembang mobil listrik yang kurang di hargai di Indonesia disebabkan kurangnya pemerintah memperhatikan teknologi yang berkembang di Indonesia. Selain itu sumber daya manusia dan kurangnya teknologi saat uji emisi mungkin juga menjadi faktor utama.
      Seharusnya pemerintah Indonesia lebih memperhatikan teknologi apalagi buatan anak bangsa sendiri karna tidak selamanya teknologi barat bisa sepenuhnya di pakai dan diterapkan di Indonesia, perbedaaan cuaca, kondisi juga harus di perhatikan, belum tentu buatan anak Indonesia itu jelek.

REFRENSI

Karya tulis ilmiah “Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat” bab 8



TUGAS ILMU SOSIAL DASAR


Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”


                                                



Disusun Oleh:

NAMA       :        YASHINTA STEVANIE IBON
KELAS      :        2ID13






JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan menghubungkan antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan dengan kepentingan yang berbeda pula. Jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi lingkungannya. Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan.
Rasa aman para anggota suatu golongan masyarakat juga kepentingan yang dijaga oleh para anggotanya, namun prasangka dan hal-hal kecil sering menjadi masalah yang cukup untuk memulai sebuah konflik. Seperti yang di lansir http://daerah.sindonews.com. Bentrokan terjadi di Jalan Abepantai-Tanah Hitam, Distrik Abepura Kota Jayapura, Jayapura, Minggu (3/1/2016) pukul 16.00 WIT. Bentrokan terjadi dipicu salah seorang yang berasal dari pegunungan berencana menuju Abepantai dari arah Tanah Hitam bersenggolan dengan salah satu motor yang dikendarai oleh sopir rental di dekat pangkalan ojek RT 4 Tanah Hitam. Adu mulut terjadi  dan pelaku yang berasal dari pegunungan itu langsung memukul. Melihat adanya pemukulan yang dilakukan pelaku, masyarakat yang berada di pangkalan ojek geram dan melakukan pembelaan dan mengeroyok pelaku. Pelaku pulang ke Abepantai dan memanggil masyarakat pegunungan untuk menyerang pangkalan ojek tersebut dengan membawa alat tajam seperti jubi, panah, parang, dan batu untuk melakukan aksi balasan. Apakah hal ini terkait dengan diskriminasi akibat prasangka, diskriminatif, ethnosentris dan perbedaan kepentingan. Hal ini akan saya analisis dalam bab 3 pada makalah yang berjudul “Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”.
1.2  Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada karya tulis ilmiah yang berjudul “Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat” terdapat 6  pokok rumusan, yaitu:  
1.     Apa yang dimaksud dengan perbedaan kepentingan?
2.     Apa yang dimaksud dengan diskriminasi dan ethosentris?
3.     Apa yang dimaksud dengan pertentangan dan dan ketegangan dalam masyarakat?
4.     Apa yang disebut dengan golongan-golongan yang berbeda dan maksud dari integrasi sosial?
5.     Apa yang dimaksud dengan integrasi nasional?
6.     Bagaimana analisis mengenai kasus bentrokan yang terjadi di Jalan Abepantai-Tanah Hitam?

1.2     Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang terdapat pada karya tulis ilmiah yang berjudul “Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”  hanya pada kendala waktu dan referensi yang akan digunakan untuk pembuatan karya tulis ilmiah terutama apabila mengambil referensi  dari internet dan harus mengacu ke SAP yang telah dibuat oleh pihak kampus Gunadharma.

1.3     Tujuan Penulisan Karya Tulis
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial dasar.
2.      Untuk mengetahui definisi perbedaan kepentingan.
3.      Untuk mengetahui definisi diskriminasi dan ethosentris.
4.      Untuk mengetahui definisi pertentangan dan dan ketegangan dalam masyarakat.
5.      Untuk mengetahui  apa yang dimaksud dengan golongan-golongan yang berbeda dan maksud dari integrasi sosial.
6.      Untuk menjelaskan analisis saya mengenai kasus bentrokan yang terjadi di Jalan Abepantai-Tanah Hitam.
BAB II
Teori

2.1 Perbedaan Kepentingan
      Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu dan bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan pada setiap individu, seperti:
1.Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.
2.Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.
3.Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.
4.Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.
5.Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.
6.Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelomponya.
7.Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.
8.Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik atau biasa juga disebut pertentangan-pertentangan sosial yang diawali prasangka-prasangka negatif yang mengakibatkan diskriminasi. Ethnosentrisme juga mengakibatkan sebua konflik yang nyata. Namun belum jelas benar ciri-ciri kepribadian mana yang membuat seseorang udah berprasangka.  Sementara pendapat menyebutkan bahwa orang yang berintelekgensi tinggi lebih sukar berprasangka. Tetapi dalam faktanya mereka yang tergolong dalam jajaran keum cendikiawan, pemimpin dan negarawan juga bisa berprasangka.

2.2  Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme
1.       Prasangka dan diskriminasi
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Prasangka juga bisa di artikan sifat negative terhadap sesuatu Bahasa arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu. diskriminatif merupakan wujud tindakan yang relaistis dari prasangka yang ada.

Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan Diskriminatif:
1. Latar belakang sejarah.
2. Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
3. Bersumber dari faktor kepribadian
4. Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama.

Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha peningkatan pendapatan bagi yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari. Juga perubahan dan instropeksi dari diri sendiri apakah prasangka itu benar atau hanya prasangka khayalan per-individu saja.

2.      Ethnosentrisme
Yaitu anggapan suatu bangsa/ras yang cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai suatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa bangsa/ras lain kurang baik dimata mereka. Ethnosentrisme merupakan gejala sosial yang universal.

2.3 Pertentangan-pertentangan sosial/ketegangan dalam masyarakat.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepaa lingkungan yang luas yaitu masyarakat.
Mengandung tiga taraf :
1.      Pada taraf yang terdapat didalam diri seseorang.
Konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang
2.      Pada taraf yang terdapat pada suatu kelompok
Konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3.   Pada taraf yang terdapat pada suatu masyarakat.
Konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.

Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1. Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2. Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3. Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama.
5. Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
6. Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

2.4 Golongan-golongan Yang Berbeda dan Integrasi Sosial
a. Masyarakat Majemuk dan National Indonesia terdiri dari :
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Aspek-aspek dari kemasyarakatan :
1.Suku bangsa dan kebudayaannya.
2. Agama
3. Bahasa
4. Nasional Indonesia.
b. Integritas

Variabel-variabel yang dapat menghamabat dalam integritas adalah :
1. Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
2. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi.
3. Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan
1.      Integrasi Sosial
Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan norma.

2.5 Integrasi Nasional
merupakan masalah yang dialami semua negara didunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya.
1. Di bawah ini beberapa permasalahan integrasi nasional :
    - Perbedaan Ideologi
    - Kondisi masyarakat yang majemuk
    - Masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh
    - Pertumbuhan partai politik
2. Upaya Pendekatan
    - Mempertebal keyakinan seluruh warga negara terhadap ideologi nasional
    - Membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis.
    - Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
    - Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis pribumi.

BAB III
Analisis

3.1   Analisis terhadap kasus
       Bedasarkan teori dan realita yang terjadi kasus bentrokan yang terjadi di Jalan Abepantai-Tanah Hitam, Distrik Abepura Kota Jayapura, Jayapura, Minggu (3/1/2016) pukul 16.00 WIT karna adanya rasa ethnosentris yang mempengaruhi satu sama lain baik dari warga pegunungan dan warga sekitar tanah hitam, selain itu  faktor dari individu yang mudah emosi pun mempengaruhi. Namun hal ini seharusnya tidak perlu dtiru dan dilakukan oleh seluruh warga negara Indonesia karna sebagai bangsa indonesia kita tidak boleh menggunakan rasa ethnosentrisme untuk memulai konflik karna semua di mata hukum adalah sama.
REFRENSI: